Adakah benarnya janji diatas ingkar?
disana yang ada ragu"
Aku menjalani kehidupan seriusku dengan sangat sulit.
Dimulai dari berdebat tiap hari dengan pasangan.
Ribut.
Sampai sempat terucap kata yang tak pantas tuk dilontarkan.
Bukan cemoohan.
Tapi satu kata yang mampu merusak janji suci pernikahan.
Cerai!!!
Beruntung sampai sekarang dia mampu menemani, menerima dan ikhlas menjalaninya.
Percakapan tentang ini tiap hari selalu kami ributkan, dulunya!
Sampai suatu hari dia keluar dari rumah meninggalkan aku sendiri.
Disitu aku mulai merasa hampa, sangat terasa kasih dan sayang yang tulus itu mulai rapuh karena selalu dihantam oleh kenyataan bahwa sosok wanita yang ia kasihi tak pernah melihat pengorbanannya selama ini.
Yaaa.. harusnya menjadi sosok wanita yang dicintai dan dikasihi dengan tulus dan ikhlas dari hati adalah suatu kebahagiaan.
Tapi tidak denganku!
Ada apa denganku?
Kenapa aku tak pernah bersyukur bahwa yang kupunya mungkin adalah keinginan tiap wanita yang mendamba sosok lelaki setia.
Kenapa aku masih tak bisa berdamai dengan masa lalu~
Mengapa dan kenapa??
Egoisnya aku yang ingin menang sendiri.
Yang inginnya hanya aku yang bahagia.
Tanpa memikirkan perasaan orang lain.
Hati ini telah mendua sejak lama, bahkan sebelum janji suci itu terucap.
Dulu aku tak pernah percaya bahwa karma itu ada, nyata dan pasti menjadi sebab akibat apa yang telah kita perbuat.
Dan beberapa waktu lalu, aku pernah merasa diposisi itu, ternyata sakit karena di'dua'kan itu gak enak banget, nyiksa batin dan raga, apalagi saat itu aku tengah hamil anak kedua.
Stres, antara ingin pisah tapi kasihan anak, bagaimana masa depannya, gak enak sama keluarga besar, dan masih banyak keraguan lainnya, aku tahu dia salah, tapi aku gak bisa berbuat banyak. Yang kulakukan hanya bisa pasrah dan berdo'a sama Allah semoga diberi jalan keluar terbaik dari segala kemungkinan. Introspeksi diri juga, mungkin ini adalah karma karena aku pernah mendua. Mungkin ada yang salah dari diriku, entah karena aku jarang memberi kasih dan perhatian. Kita hidup bersama, berjuang bersama, raga kita dekat tapi hati kita jauh. Walau aku gak bisa membenarkan perbuatan itu, tapi aku sadar aku juga turut andil kenapa dia bisa berbuat seperti itu.
Alhamdulillahnya, kita masih bisa mempertahankan keutuhan rumah tangga kita sampai sekarang, walau gak mudah, akan selalu ada halang rintangnya, semoga kita tetap dikuatkan iman dan gak tergoda sama hal buruk lagi. Kuncinya sih satu, komunikasi yang sehat, saat ini kami sudah jujur satu sama lain, gak ada yang kita tutup-tutupi lagi, semuanya kita omongin dari hati ke hati. Maunya apa dan mau dibawa kemana hubungan ini. Saat ini kita fokus untuk memenuhi kebutuhan anak-anak, tanpa mengesampingkan bahwa kita juga butuh waktu berdua, kita butuh pendekatan lagi setelah melalui drama mendua dan diduakan Hehehe..
Semoga kita semakin baik kedepannya, bisa mewujudkan kehidupan yang mapan sejahtera dikehidupan mendatang, Aamiin... :)
Salam Setia Hati :D
0 komentar:
Posting Komentar